waktu




/I/
beribu mil jalan terhampar
jauh; nun di sana
telah disaksikannya
rute, disebalik retakan aspal, dan
batu-batu
sisa-sisa serpihan yang digilas
angkuh
oleh kepandiran akal

/II/
tak dapat pula ia
melihat keluar, juga
tak mampu melintasi ruang dimensi
waktu
yang ia rasa,
hanyalah bising; bau amis darah
dari sekumpulan jejak artifisial
busuk, bau tengik itu

/III/
nurani
tidak lagi menjadi
pembatas; sebagai tuan
pengolah rasa
ia tinggal hanya serpihan

/IV/
kini ia hanya mampu
berjalan, tanpa bisa menoleh: kiri-kanan
mengenali trotoar
gemerlap kerling lelampu kota
gedung-gedung, artefak monumental
suara knalpot kendaraan
dan bunyi klakson mendesak
hulu-hilir dengan tergesa

/V/
sementara kau karam
oleh wujud yang kasat mata
membuat rikuh, linglung
dan laku
sikap mentalitas hiruk-pikuk
menjadikanmu gamang, bahkan eksplosif
sebab kecelakaan waktu
yang kau bikin
sendiri

Bangkalan, 2014

Tidak ada komentar: